|
Mbah Sutikno di Pesta Rakyat Pakisaji, Kabupaten Malang |
Malang -- Hobi merupakan
salah satu aktivitas yang paling disenangi tiap orang. Biasanya, hobi dilakukan
seseorang ketika mempunyai waktu senggang. Hobi diibaratkan sebagai gairah
hidup ketika orang sedang berada ditengah kebosanan. Jika kebosanan melanda,
maka hobilah yang dapat menaikkan suasana hati. Setiap orang memiliki hobi
masing-masing yang bisa mewarnai hari-harinya. Ada yang menyukai musik,
olahraga, kesenian, dan sebagainya.
Tidak terkecuali Selamet Sutikno, laki-laki berusia 74 tahun ini. Ia
juga memiliki hobi yang istimewa daripada hobi lainnya. Laki-laki yang biasa dipanggil mbah Sutikno itu, mempunyai hobi
mengontel sepeda. Rupanya, hobi itu mengantarkan Sutikno menjelajahi lima negara
dalam waktu satu tahun tiga bulan. Padahal ini adalah hal yang langka untuk
penjelajah diusianya kini.
Sutikno memulai petualangannya mulai tanggal 7 Februari 2016. Saat
itu usianya sudah 74 tahun. Namun, semangat untuk terus mengontel masih membara
dalam diri Sutikno, “Saya masih menggeluti hobi saya walaupun sudah tua,” kata mbah
kelahiran tahun 1942 itu. Memulai perjalanannya, Sutikno hanya berbekal sepeda
ontel, makanan dan uang seadanya. Ia langsung memulai penjelajahannya dari
Sutojayan, Pakisaji, Kabupaten Malang. Tidak ada yang menghalangi langkah dan
kayuhan Sutikno.
Tanggal 7 Februari 2016 hingga 14 Mei 2017 adalah tanggal paling
bersejarah bagi Sutikno. Ia berhasil menjelajahi lima negara hanya dengan
sepeda ontel kesayangannya. Negara-negara itu antara lain, Indonesia, Malaysia,
Brunei Darussalam, Singapura dan Timor Leste. Bisa mengelilingi kelima negara
tersebut, membuat Sutikno senang, “Senang bisa ke luar negeri, karena itu
cita-cita saya,” ungkapnya dengan wajah bahagia.
|
Bentuk Kampanye Mbah Sutikno di Depan Sepedanya |
Selain perasaan senang bisa mengelilingi lima negara, Sutikno pun
mengaku bangga bisa memenuhi motivasinya. Motivasinya mengelilingi dunia ialah
mengampanyekan tiga hal penting. Tiga hal tersebut adalah kampanye tentang
tertib lalu lintas, bersih narkoba dan NKRI harga mati. Jadi selama mengontel,
Sutikno mengampanyekan itu lewat tulisan yang terpasang di depan
sepedanya. Menurutnya, ini juga satu
bentuk membudayakan ngontel untuk kesehatan kawan. Sungguh hal yang begitu
mulia, apalagi dilakukan oleh orang yang sudah tidak muda lagi.
Berkat dukungan keluarga besar, Sutikno bisa bebas mengelilingi
kelima dunia itu. Banyak pengalaman yang ia alami, salah satunya tidur di
pinggir jalan atau hutan ketika beristirahat di perbatasan negara. “Kalau di
perbatasan ya tidur di hutan, karena masih jauh dari rumah warga,” terang mbah asal
Paskisaji, Malang ini. Apapun keadaanya, Sutikno tetap melanjutkan
perjalanannya. Begitu tingginya semangat penggemar ontel ini. Apabila Sutikno
telah sampai di tengah-tengah kota, maka ia akan pergi ke Kedutaan Indonesia.
Beruntungnya, pihak Kedutaan Indonesia mau memberikan tempat tinggal sementara
untuk Sutikno.
Kegigihan Sutikno yang mampu mengontel ke lima negara, membuatnya
mendapat penghargaan dari beberapa instansi. Contohnya saja, ia mendapat piagam
dari Pihak Kepolisian Indonesia yang mengampanyekan tertib lalu lintas.
Kemudian ada penghargaan dari Kedutaan Indonesia di tiap negara ia singgahi. Penghargaan
berhasil menuju kilometer nol di Sabang, tugu khatulistiwa di Pontianak bahkan
perbatasan Merauke—Papua Nugini pada tahun 2017.
Penghargaan tersebut ia abadikan lewat album yang ia bawa setiap
hari. Penghargaan itu ia simpan di saku sepeda ontelnya sebagai bentuk
perjuangannya. Membuka satu persatu penghargaan itu, membuat Sutikno mengingat
masa lalu. Masa lalu yang mengukir banyak kerja keras, motivasi dan
antuasiasme. Dalam diri Sutikno sudah tertanam sikap keuletan mulai ia muda.
Tak heran jika diusia hampir satu abad, ia masih terus melakukan perjuangan. (SR)
Posting Komentar untuk "Selamet Sutikno, Menjelajahi Lima Negara di Usia 74 Tahun"