Berita PSBI Wake Up menjadi kabar yang menggembirakan bagi para suporter setia PSBI 1928, tak terkecuali Anang Subagyo, seorang suporter yang berasal dari Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.
Kisah-kasih Anang dengan klub sepakbola PSBI dimulai ketika Anang bersama teman-temannya mengkoordinir perkumpulan Generasi Muda Panggungrejo (Gempar) yang kala itu berbarengan dengan masa kejayaan PSBI.
"Gempar itu kan Generasi muda Panggungrejo, kebetulan waktu itu ada PSBI. Waktu itu kita bingung mau menamakan apa suporter untuk PSBI. Akhirnya kita ambil Gempar saja," ucap Anang Subagyo.
Anang bahkan sempat mengomandoi 300 personil GEMPAR ketika tim Singo Lodro bertanding di Stadion Soepriadi.
"Sekitar 300 orang dan kita berangkat bareng-bareng dari Panggungrejo ke Stadion Soepriadi pakai sepeda motor kita konvoi."
Anang berharap PSBI 1928 akan menjadi klub pemersatu yang mengedepankan independensi bagi para suporternya.
"Harapan kami olahraga sepakbola bisa menyatukan semua organisasi terutama yang ada di Blitar karena akhir-akhir ini banyak bentrokan antar organisasi dan yang paling bisa menyatukan ya, PSBI ini. Selain itu, tidak ada unsur politik, tidak ada kekerasan, atau musuhan intinya bahagia lah," tutup Anang Subagyo.
Dilansir dari situs web resminya PSBI 1928, klub PSBI yang bermarkas di Blitar ini telah vakum selama dua tahun. Berita PSBI Wake Up ini seakan menjadi oase di tengah gurun bagi para suporter PSBI yang telah lama merindukan PSBI berlaga. (IR)
Kisah-kasih Anang dengan klub sepakbola PSBI dimulai ketika Anang bersama teman-temannya mengkoordinir perkumpulan Generasi Muda Panggungrejo (Gempar) yang kala itu berbarengan dengan masa kejayaan PSBI.
"Gempar itu kan Generasi muda Panggungrejo, kebetulan waktu itu ada PSBI. Waktu itu kita bingung mau menamakan apa suporter untuk PSBI. Akhirnya kita ambil Gempar saja," ucap Anang Subagyo.
Anang bahkan sempat mengomandoi 300 personil GEMPAR ketika tim Singo Lodro bertanding di Stadion Soepriadi.
"Sekitar 300 orang dan kita berangkat bareng-bareng dari Panggungrejo ke Stadion Soepriadi pakai sepeda motor kita konvoi."
Anang berharap PSBI 1928 akan menjadi klub pemersatu yang mengedepankan independensi bagi para suporternya.
"Harapan kami olahraga sepakbola bisa menyatukan semua organisasi terutama yang ada di Blitar karena akhir-akhir ini banyak bentrokan antar organisasi dan yang paling bisa menyatukan ya, PSBI ini. Selain itu, tidak ada unsur politik, tidak ada kekerasan, atau musuhan intinya bahagia lah," tutup Anang Subagyo.
Dilansir dari situs web resminya PSBI 1928, klub PSBI yang bermarkas di Blitar ini telah vakum selama dua tahun. Berita PSBI Wake Up ini seakan menjadi oase di tengah gurun bagi para suporter PSBI yang telah lama merindukan PSBI berlaga. (IR)
Posting Komentar untuk "Anang Subagyo dan Kisahnya Membawa 300 Suporter ke Stadion Dukung PSBI"